19 September 2007

Mahasiswa Unhas 'Hadiahi' Rektorat Keranda

MAKASSAR -- Keluarga mahasiswa Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Unhas, Selasa, 18 September, ramai-ramai menggotong keranda berselimut spanduk putih corat coret ke pelataran rektorat.Aksi itu sebagai tanda protes terhadap rekan mereka yang terancam drop out (DO), Dian Nuari Saputra mahasiswa Kelautan angkatan 2005. "Keranda ini sebagai simbol matinya demokrasi di kampus ini. Kasus DO rekan kami tidak pernah dikomunikasikan kepada kita semua," ujar Imran, salah satu mahasiswa yang berorasi di halaman rektorat.

Mahasiswa yang mengatasnamakan Senat Mahasiswa Ilmu Kelautan ini mengajukan empat tuntutan. Mereka meminta agar Dian Nuari dibebaskan dari DO. Mereka juga menuntut pihak Jurusan Ilmu Kelautan untuk bertanggung jawab atas keteledorannya dalam mengawal akademik mahasiswa yang terancam DO.

"Kami juga menuntut pihak fakultas untuk segera memperbaiki sistem pendidikan di fakultas. Perbaikan manajemen dan administrasi fakultas dan jurusan harus lebih efektif," tandasnya.

Dalam pernyataan sikapnya, kasus Dian yang terancam DO disebabkan oleh regulasi akademik yang tidak dikomunikasikan kepada mahasiswa, dan kesalahan struktural di jurusan. Bahkan saat berusaha menyelesaikan masalah tersebut, mereka juga diperhadapkan pada rumitnya birokrasi kampus.

Menurut mereka, peran pihak fakultas dan jurusan yang tidak efisien dan gagal memberikan pelayanan yang baik kepada mahasiswa serta tidak berjalannya mekanisme pengawalan akademik mahasiswa melalui penasehit akademik (PA). Marwan, salah seorang mahasiswa mengatakan, Dian mestinya tidak di-DO karena Indeks Prestasinya (IP) mencapai 2,4 melebihi standar DO 2,00.

"Sepertinya ada kesalahan PA menghitung SKS. SKS Dian saat ini 47, sedangkan standar minimal DO 48. Tapi dilihat dari IP, mestinya Dian tidak DO. Makanya kami berusaha agar surat DO Dian tidak keluar karena mungkin PA salah hitung SKS ini," ujar Marwan.

Pembantu Rektor Bidang Akademik Unhas, Prof Dr Dadang Ahmad melakukan pertemuan dan pembantu dekan bidang akademik fakultas terkait. Dia mengatakan akan menyelesaikan masalah tersebut. (nin)

sumber :: http://www.fajar.co.id

Labels:

Posted by muhammad mubarak aziz malinggi' at 19.9.07

08 September 2007

BERITA TENTANG ITK UH....

ITK DAN PERIKANAN DIGABUNG, MAHASISWA ANCAM MOGOK KULIAH

Ujungpandang, Kompas
Mahasiswa program ITK (ilmu dan teknologi kelautan) Universitas Hasanuddin (Unhas) Ujungpandang mengancam akan mogok kuliah menyusul keluarnya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tentang penggabungan program ITK dengan Fakultas Perikanan. Menurut mereka, penggabungan akan mempersempit ruang gerak pengembangan kelautan.
Sejak tahun 1988, para mahasiswa telah memperjuangkan program ITK untuk menjadi fakultas sendiri tanpa dilebur dengan fakultas lain.

Meski secara resmi pimpinan universitas belum menyampaikan SK Mendikbud itu, namun para mahasiswa sudah menyatakan ketidaksetujuan mereka dengan menggelar spanduk dan poster protes bertuliskan "Perjuangan Belum Selesai, Kobarkan Terus Revolusi Biru", "Kelautan bukan Pabrik Sarjana Pengangguran", dan "Keluarga Mahasiswa Kelautan Menolak Penggabungan Teknologi Kelautan dan Perikanan". Ketua Maperwa (majelis perwakilan mahasiswa) ITK Agus Ajar B menilai SK Mendikbud itu tidak demokratis, karena tidak mendengar aspirasi dari bawah yang menginginkan kemandirian ITK.

Dikatakan, bila SK penggabungan itu tidak ditangguhkan, maka seluruh mahasiswa ITK Unhas akan mogok kuliah untuk waktu yang tidak ditentukan. Keinginan ITK berdiri sendiri sudah bergejolak sejak tahun 1988. Dan pada tahun ajaran 1993/1994 mahasiswa ITK Unhas pernah mogok kuliah selama satu semester, ketika pimpinan universitas menyampaikan rencana penggabungan ITK dengan salah satu fakultas. "Sejak tahun tahun 1993, pihak universitas berjanji akan menyelesaikan masalah ini, namun kami tidak pernah tahu bagaimana usul Unhas ke pusat," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Pendidikan (BPP) ITK Prof Dr Ir HM Natsir Nessa MS, yang dihubungi Kompas Senin (12/2) malam di Ujungpandang membenarkan kalau SK Mendikbud mengenai penggabungan ITK dengan Fakultas Perikanan sudah ada meski belum sampai ke Unhas. "SK itu belum ada di tangan saya, tetapi Pak Rektor (Prof Dr Basri Hasanuddin MA-Red) kemarin menelepon dari Jakarta bahwa SK itu sudah ditandatangani Mendikbud, tinggal menunggu pengirimannya ke Ujungpandang," paparnya. Ia menambahkan, penggabungan ini dari segi pendidikan tidak ada masalah, malah akan lebih efisien. Ia juga bisa memaklumi kalau di tingkat kelembagaan mahasiswa kondisinya bisa menjadi rumit. "Di mana pun ITK berada tidak ada masalah. Yang penting bagaimana mengoptimalisasi dan mengembangkan fakultas sesuai kondisi yang sudah ada," ujarnya seraya menambahkan bahwa ilmu kelautan adalah PIP (pola ilmiah pokok) Unhas yang sudah saatnya dikembangkan seoptimal mungkin.

Menurut Natsir yang juga Pembantu Rektor II Unhas, meskipun ITK digabung dengan Fakultas Perikanan namun kelautannya masih ditonjolkan karena kelautan yang juga PIP Unhas tetap menjadi wadahnya. "Hanya Unhas yang menggunakan nama Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan setelah digabung, bukan Fakultas Perikanan dan Kelautan seperti universitas lain yang telah lebih dulu mengadakan penggabungan, karena memang kelautannya yang ditonjolkan," katanya. (zz)

kompas online
13 Februari 1996

Labels:

Posted by muhammad mubarak aziz malinggi' at 8.9.07

LANDORUNDUN

Menurut penuturan lisan orang Toraja khususnya bagi para bangsawan khususnya di Kecamatan Sa'dan Balusu' dan Sesean bahwa Londorundun yang bergelar "Datu Manili", adalah seorang putri yang cantik jelita yang memiliki rambut panjang dengan ukuran 17 depah 300 jengkal atau dalam Bahasa Toraja "Sang pitu da'panna, Talluratu' Dangkananna". Gadis jelita ini dipersunting oleh seorang raja dari Kabupaten Bone yang bernama "Datu Bendurana".

Bukti sejarahnya adalah sebuah buku besar yang modelnya persis dengan sebuah kapal dikawal oleh dua batu kecil yang modelnya seperti perahu berada di Sungai Sa'dan di desa Malango' (Rantepao) sebelah kanan jembatan Malango' yang menurut cerita leluhur secara turun-temurun adalah kapal milik Datu Bendurana yang datang mencari dan menyelidiki Datu Manili (Londorundun). Mereka dipertemukan dalam jodoh dan oleh sebab itu orang Bone tidak boleh berselisih dengan orang Toraja, karena mereka mempunyai "Basse" atau "Perjanjian". Salah satu saudara kandung Londorundun adalah "Puang Bualolo" kawin ke wilayah Sa'dan, dan menjadi leluhur pemilik Museum Londorundun yang terletak di Desa Tallunglipu, kompleks Bolu-Rantepao.

Labels:

Posted by muhammad mubarak aziz malinggi' at 8.9.07

02 September 2007

CERITA TENTANG LAKIPADADA (Written by Daeng Rusle)


Lakipadada, adalah bangsawan Toraja yang jadi paranoid terhadap maut, sehingga berusaha mencari mustika tang mate supaya dia bisa hidup kekal, tanpa dihantui kematian (mirip cerita Nabi Sulaiman). Lakipadada didalam legenda itu diceritakan kehilangan orang-orang tersayangnya, ibu, saudara perempuan, saudara laki-laki, bahkan pengawal dan hamba-hambanya satu demi satu meninggal dunia. Kemudian Lakipadada menjadi paranoid, berusaha menegasikan kemungkinan kematian juga datang padanya.

Pergilah dia mengembara dengan tedong bonga nya mencari mustika tang mate yang bisa mengekalkan kehidupannya, diantaranya mengarungi ke teluk bone dengan buaya sakti (yang barter service dengan imbalan tedong bonga), mencari Pulau Maniang, tempat yang dianggapnya dihuni oleh seorang kakek tua sakti berambut dan jenggot putih yang diceritakan memiliki mustika itu.

Karena kekurang sabarannya, Lakipadada gagal memenuhi persyaratan yang diajak si tua sakti; puasa makan minum dan tidur selama tujuh hari tujuh malam. Akhirnya gagal usahanya mendapatkan tang mate. Tapi dari sini Lakipadada mendapat hikmah yang menyadarkannya bahwa menghindari kematian sama halnya dengan menantang kuasa Tuhan. Tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan, walau kadang kejam kata Dessy Ratnasari.

Lakipadada, kemudian mengembara lagi dengan menumpang bergelantungan di cakar burung Garuda yang membawanya ke negeri Gowa. Disana Lakipadada, yang sudah tercerahkan, menyebarkan hikmah kebajikan dan berhasil mendapat simpari Raja, mengobati dan membantu permaisuri raja melahirkan. Lakipadada diangkat menjadi anak angkat dan Putra Mahkota.

Diakhir cerita diceritakan Lakipadada yang memperistri bangsawan Gowa, kemudian diangkat menjadi raja Gowa, penguasa baru yang bijak. Dia memiliki tiga orang anak, yang kemudian menjadi penerusnya dan mengembangkan kerajaan-kerajaan lain di jazirah sulawesi. Putra sulung, Patta La Merang menggantinya di tahta Gowa. Putra kedua, Patta La Baritan ditugaskan ke Sangalla, Toraja dan menjadi raja disana. Putra bungsu, Patta La Bunga, menjadi raja di Luwu.

Akulturasi damai. Lakipadada yang berasal dari Toraja berdamai dengan tiga suku lain; belajar hikmah dari Bugis/Bajo (kakek sakti di pulau Maniang), menjadi raja di pusat budaya Makassar, dan mengirim anaknya menjadi Datu di Luwu. Akulturasi ini lah yang mengabadikan darah dan silsilahnya, juga cerita legenda yang mengantarkannya pada kita saat ini, mungkin inilah mustika tang mate yang dimaksudkan, keabadian melalui cerita/legenda

Labels:

Posted by muhammad mubarak aziz malinggi' at 2.9.07